Senin, 12 Maret 2012 | 23.34 | 0 Atasinchi
Laura berlari. Dia mau membeli nasi goreng di ujung jalan
itu untuk pacarnya, Rio, yang sedang sakit. Laura memang tidak terlalu ahli
dalam memasak, sehingga dia hanya bisa membeli; untuk kali ini.
Nasi goreng tersebut jadi disaat yang tidak sesuai. Mungkin
sang koki menerima pesanan yang terlalu banyak, sehingga Laura perlu menunggu
sedikit lama. Setelahnya, Laura berusaha lari, mencari angkot, agar durasinya
tidak terlalu lama. “Kesian, Rio. Dia pasti kelaparan menunggu aku,” pikirnya.
Sesampai di rumah Rio, pintu dibukakan oleh ibunda Rio.
Laura meminta untuk ke kamar Rio, dan ibunya mempersilahkan.
Ketika masuk kekamar Rio, dilihatnya Rio sedang makan. “Rio,
aku udah beliin kamu—“ “Kamu lama banget
sih! Kamu tega ya, ngeliat aku kelaparan?”
Sambil menahan tangis, Laura berkata kecil, “Rio kan sakit,
mesti makan banyak..”
“Lagian kamunya dateng kelamaan sih! Kamu lihat dong mama
aku, dia selalu ada buat aku. Dia yang bikinin aku nasi kuning ini. Lah kamu,
kamu itu cuma bisa—“ “udah, cukup,”kata
Laura.
“aku tau, aku ga sehebat ibumu. Seorang ibu selalu akan
berada di samping anaknya, dan aku berusaha untuk selalu ada disamping kamu!
Aku udah lari, menunggu hingga lama sekali, dan apa yang aku dapatkan? Ceramah
dari orang yang membuatku capek begini? Hmh, baiklah kalo kamu ga mau makan
nasi goreng ini, buat makan siang kamu aja. Aku pulang ya, biar kamu ga
marah-marah lagi sama aku. Cepet sembuh ya, Rio. Aku sayang kamu.”
Laura pun keluar dari kamar sambil menunduk. Ia tidak mau
terlihat lemah, dengan mengeluarkan setetes air dari matanya.
Rio hanya diam, dan melanjutkan makannya.
***
Beberapa hari kemudian, Rio tak kunjung sembuh. Laura pun
berniat untuk menjenguknya langsung.
Sorenya, ketika Laura masuk ke kamar Rio, dilihatnya Rio
memegang lemas handphonenya sambil
bertelepon dengan seseorang. Rio pun berusaha untuk membuang muka. Laura
menarik kursi dari ujung kamar ke sebelah tempat tidur, tempat Rio berbaring.
Laura menunggu sedikit lama, hingga Rio
mematikan handphonenya.
“Tadi kamu telponan sama siapa?” “sama seseorang.” “aku tau, sama seseorang. Dia siapa kamu?”
“sama mantanku. Puas kamu sekarang?”
“tidak,” Laura terdiam, kemudian dia melanjutkan, “kamu
senang sekarang, membeda-bedakanku dengan seseorang di masa lalumu?”
“em, iya. Dia lebih perhatian terhadapku, dari pada kamu!
Walaupun dia ga bisa dateng buat jenguk aku, tapi dia udah telpon aku. Tadi dia
nyuruh aku makan, jangan lupa minum obat, banyak istirahat, lain-lain. Apa yang
aku dapatkan dari kamu?”
“cukup! Aku memang bukan mantanmu. Aku juga ga sehebat dan seperhatian dia, mantanmu itu. Aku memang ga bisa apa-apa, aku tau aku lemah. Sekarang kamu puas, kan? Memojokkanku, membeda-bedakanku dengan memojokkanku seperti ini? Kamu kalau masih sayang sama mantanmu, balik saja dengan dirinya. Aku rela, kalau kamu memang masih sayang. Biar, aku mau kamu senang, walau itu tanpa ada aku. Aku sayang kamu, dan aku ga mau liat kamu tersiksa karena aku. Jadi, lebih baik kita sudahi saja. Makasih ya, atas semua.”
Rio diam. Baru pertama kali ini dia melihat Laura seberani
ini terhadapnya.
Laura tak kuat menahan air mata, dia keluar sambil
berlari-lari kecil keluar kamar. Ibunda Rio melihat sekilas Laura yang mengusap
matanya, bertanya. “kamu kenapa, Laura?”
“gapapa, tante,” kata Laura.
***
Semenjak itu, tidak ada kabar lagi dari mantan Rio, terakhir
mendengar gosip, mantan Rio sudah punya gandengan baru. Rio kesepian, dia
teringat akan Laura. Tidak ada lagi yang bawain obat sambil tergopoh-gopoh,
tidak ada juga yang menjadi bahan celotehannya Rio.
________
Jangan sia-siain apa yang kamu punya sekarang, kesempatan ga akan datang dua kali (:
Label: Love story






Pikachy!

