Minggu, 08 April 2012 | 01.21 | 0 Atasinchi
Kali ini gue mau ngepost tentang cerita menarik yang benar-benar terjadi di kehidupan salah satu temen gue (yang ga mungkin gue tulis namanya disini) yang kita sebut saja..... emm, Rina aja deh.
Ada apa dengan Rina? umm, dia bercerita ke gue tentang kehidupan bersama keluarganya. Orangtua Rina memang sedang bermasalah, sehingga mereka memutuskan untuk pisah rumah. Rina lebih memilih ikut ayahnya. Dia merasa lebih dekat dengan ayahnya sehingga dia memutuskan hal tersebut. Kedua adiknya lebih memilih ikut ibunya.
Dihari-hari pertama, memang, Rina merasa lebih 'bebas' karena dia seperti dimanja oleh ayahnya. Namun setelah berminggu-minggu, dia merasa bagian dari hidupnya tidak ada. seperti rusak, hilang, atau terbakar. Dia kembali melihat album foto Rina sekeluarga. Yaps, dia rindu akan ibu dan adik-adiknya.
Rina memendam perasaan itu, dia tidak mau memberitahukan ayahnya. Dia hanya merasa, hanya butuh ayah. Namun mau bagaimana juga, dia juga butuh kasih sayang ibu. Beberapa hari setelahnya, dia memutuskan untuk diam-diam menelepon salah satu adiknya agar bisa disambungkan ke ibunya. Namun, operator yang menjawab; "nomor ini sudah tidak aktif."
Rina sudah tidak tau harus berbuat apa. Banyak perasaan yang masuk ke pikirannya. Kalau anak-anak jaman sekarang sih bilangnya galau. Kangen, sedih. Yah, kurang lebih seperti itu.
Dengan berat hati, saat pulang sekolah, Rina memberanikan diri berkata sejujur-jujurnya kepada ayahnya.
"Papa.."
"Ya nak?"
"Aku kangen mama. Boleh tidak kalau papa menyambungkan telepon ke mama? Aku sangat ingin bicara."
"Hm. Baiklah. Ambil handphone ayah."
Setelah disambungkan, Rina berdoa dalam hati sambil menunggu nada sambung. Telepon diangkat. Her heart skips a beat.
Seorang wanita menjawab teleponnya.
"Mama... Mama!'
"Nak! Astaga, akhirnya kamu menelepon mama juga.."
"Hehe iya ma, soalnya aku kangen mama.."
Di pembicaraan tersebut, sang ayah mendengar mereka banyak bercanda, tak disadari ayahnya menitikkan air mata. Namun agar terlihat tegar oleh gadis kesayangannya tersebut, sang ayah langsung menghapus air matanya.
______________
"Serius bokap lu kayak gitu?"
"Engga sih, gue lebay-in dikit wk :P"
"Sial. Lanjut!-__-"
______________
Rina mematikan telepon. Dia langsung menengok ke ayahnya. Dipeluknya lelaki gagah tersebut.
"Papa, terimakasih ya.."
"Tentu nak."
"Aku sayang papa!"
Setelah itu, Rina menjadi sering bertelepon dengan ibunya. Sehingga suatu hari, Rina mendapat pesan singkat dari adiknya.
"Kak, bagaimana kalau kita nyatuin lagi mama sama papa? ;D"
________________
Sambil denger cerita gadis cerewet ini, gue ambil permen yang ada dikantong buat ngisi mulut gue yang diem aja dari tadi.
"Heh, lu denger cerita gue ga?" Rina langsung melihat gue dengan tatapan bercanda yang sok sinis-sinis gitu.
"Heh, lu denger cerita gue ga?" Rina langsung melihat gue dengan tatapan bercanda yang sok sinis-sinis gitu.
"Ahaha, denger kok, denger. Lanjutin." gue menjawab dengan senyuman penuh arti gue.
________________
Rina menjawab dengan penuh semangat.
"Ayo! tapi gimana caranya dek? Kakak ga tau :("
"Aku tau kok! Pokoknya, tanggal 24 Maret nanti, usahain supaya papa ga pulang sangat larut. Nanti aku sama adek bawa mama ke rumah kakak. ;)"
Rina sangat bingung. Sangat-sangat-sangat-sangat-sangat-sangat (eh kebanyakan ya? haha :P) sangat bingung.
"Kamu bagaimana caranya bisa bawa mama kesini?"
Pesan tersebut langsung dibalas dengan kekuatan kilat dewa Zeus.
"Sudah, tenang saja!"
Rina menghela nafas panjang.
(bagian ini tidak usah diceritakan ya, ga terlalu penting dan bisa membuat jari gue keriting.)
Akhirnya tanggal 24 Maret tersebut, Rina berhasil membuat ayahnya tidak keluar dari rumah dan mengobrol bersamanya diruang tamu. Hingga pintu masuk diketuk seseorang.....
"Ih dia siapa ya, ketuk-ketuk pintu, malam-malam begini.."
"Biar aku saja yang buka, pa.."
"Biar aku saja yang buka, pa.."
Dibukanya dan dilihatnya kedua adiknya membawa kue. Dilihatnya ada tulisan berbahasa inggris dan Rina ga mengerti artinya apa.
_____________
"Lah masa lu ga ngerti sih?" tanya gue yang kesel banget, karena cerita jadi sedikit aneh.
"Yailah, lu liat lah nilai bahasa inggris gue paling ancur, haha."
"... Yaudah, lanjutin!"
"Emm.. tadi gue cerita sampe mana?" tampang Rina sok dibikin mikir.
"Sampe Solo."
_____________
Oke.
"Kak, mama lagi dimobil, kita nyatuin mereka pake kue ini. hari ini mereka itu lagi anniversarry alias ulangtahun perkawinan mereka, jadi-"
"Ah, ngerti!!"
"Sip. Suruh papa duduk di meja makan ya, suruh tutup matanya biar surprise."
Ayah Rina dan Rinapun sudah siap. Adik-adik Rina juga membawa ibunya dengan keadaan mata sang ibu ditutup dengan kain.
Saat mereka berdua (orangtua Rina) duduk, Rina dan adiknya membuka tutup mata dan langsung kabur.
Akhirnya terlihat diwajah mereka kebahagiaan dan kesenangan.
Mereka terlihat akrab kembali seperti dulu.
Dan akhirnya mereka hidup bahagia hingga sekaraaang.
Horeeeee.
*kibar-kibar bendera merah putih*
_____________
"Cieilah. Utuh lagi euy."
"Iya lah, keluarga gue getoh."
"Hebat ya..."
"MAKASIIII :*"
"yang hebat itu adek lu. :P"
Label: Teenager






Pikachy!

